Alami Kerugian Manchester City Rugi Rp 2,5 Triliun Musim Lalu

Alami-Kerugian-Manchester-City-Rugi-Rp-25-Triliun-Musim-Lalu

infopialadunia – Manchester City baru saja merilis laporan tahunan mereka untuk musim 2019/20. Secara finansial, ada kerugian signifikan yang dialami oleh Citizens, yakni sekitar Rp 2,5 triliun. Dalam laporan yang diumumkan Selasa (6/4/2021), City menjelaskan kondisi keuangan mereka musim lalu. Dua hal yang menjadi catatan utama, yakni pendapatan dan kemampuan klub meraih keuntungan.

Pertama, soal pendapatan. Jika di musim 2018/19 mereka mendapat 535,2 juta Pound (sekitar Rp 10,72 triliun), maka pada musim berikutnya City ‘hanya’ memperoleh 478,4 juta Pound (sekitar RP 9,58 triliun).

Penurunan pemasukan musim lalu tercatat sekitar 11 persen, dan penurunan ini merupakan yang pertama dalam lima musim terakhir. Meski menurun, jumlah yang diperoleh Manchester City masih lebih tinggi dari musim 2015/16 (398,1 juta Pound) dan 2016/17 (473,4 juta Pound).

Infopialadunia

Lalu yang kedua soal keuntungan. Setelah mendapatkan profit selama 4 musim terakhir, di musim 2019/20 City harus menelan pil pahit. Kerugian yang ditanggung mencapai 126 juta Pound, atau sekitar Rp 2,5 triliun.

Pandemi COVID-19 menjadi penyebab utama kerugian ini. Tak ada penonton dan pertandingan yang tertunda menjadi salah dua alasan berkurangnya pemasukan.

Faktor lain yakni adanya sejumlah laga yang digeser dan dimainkan setelah 30 Juni 2020 membuat uang yang diperoleh setelah tanggal tersebut masuk ke dalam laporan keuangan musim selanjutnya (2020/21).

Selain itu, penundaan pembayaran pemain yang dibeli klub lain (seperti Lero Sane yang hijrah ke Bayern Munich) juga turut mempengaruhi kerugian musim lalu.

Baca Juga :Ruediger-Kepa Sempat Cekcok Saat Latihan Dengan Chelsea

Meski begitu, Manchester City yakin keuangan mereka akan membaik di laporan musim selanjutnya. Hal ini dikarenakan kompetisi sudah kembali berjalan normal. Mereka juga mencoba meraih pemasukan dari skema bisnis yang lain, untuk menggantikan sektor yang terdampak seperti tiket pertandingan.

“Seperti kebanyakan organisasi, kami tak punya strategi bisnis untuk menghadapi pandemi global,” kata Chairman Manchester City, Khaldoon Al Mubarak.

“Yang masih kami miliki adalah bisnis yang kuat secara fundamental, para pemegang saham yang berkomitmen, dan aset yang signifikan, dibangun secara hati-hati selama lebih dari sedekade, di atas sejarah yang sudah berumur lebih dari satu abad.”

“Pendekatan jangka panjang kami berarti kami sekarang tak bergantung sepenuhnya dengan sumber pendapatan yang begitu rentan dipengaruhi pandemi COVID-19,” jelas Al Mubarak.